
Pada awal tahun 2025, kembali terjadi ketegangan yang memuncak antara Israel dan Palestina, khususnya di wilayah Gaza. Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa di Gaza. Berdasarkan laporan yang dihimpun dari sumber-sumber medis dan pemerintahan Palestina, sedikitnya 68 warga Palestina tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan tersebut. Kejadian ini mengundang perhatian internasional yang semakin mendalam terkait konflik yang berkepanjangan di wilayah Timur Tengah.
Latar Belakang Ketegangan Israel dan Gaza
1. Sejarah Konflik Israel-Palestina
Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu permasalahan paling kompleks dan paling lama berlangsung di dunia. Ketegangan ini bermula sejak pertengahan abad ke-20 ketika Israel berdiri sebagai negara di atas wilayah yang juga diklaim oleh bangsa Palestina. Sejak saat itu, berbagai serangan dan aksi kekerasan baik dari pihak Israel maupun kelompok militan Palestina sering terjadi, terutama di wilayah Gaza yang kini dikuasai oleh Hamas. Konflik ini melibatkan berbagai faktor, termasuk klaim atas tanah, perbedaan agama, dan perjuangan politik.
2. Meningkatnya Ketegangan di Awal Tahun 2025
Di awal tahun 2025, ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok militan Palestina di Gaza kembali meningkat. Serangan ini terjadi setelah sejumlah serangan roket yang diluncurkan dari Gaza menuju wilayah Israel, yang menurut Israel adalah tindakan provokasi yang harus direspon dengan tindakan militer. Dalam beberapa pekan sebelumnya, ketegangan juga meningkat seiring dengan serangkaian unjuk rasa dan serangan terhadap pasukan Israel di wilayah Tepi Barat dan Gaza.
Serangan Israel ke Gaza: Akibat dan Reaksi Internasional
1. Korban Jiwa dan Kerusakan
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada awal Januari 2025 menyebabkan banyaknya korban jiwa. Pihak medis Palestina melaporkan bahwa sebanyak 68 orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk wanita dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 150 orang lainnya dilaporkan terluka. Serangan ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan di Gaza, seperti rumah, fasilitas kesehatan, dan pasar. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal mereka dalam waktu singkat, memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah yang sudah lama menghadapi kesulitan ekonomi dan politik.
2. Tanggapan dari Pihak Palestina dan Internasional
Pihak Palestina melalui pemerintahannya di Gaza dan otoritas lainnya mengecam keras serangan tersebut. Mereka menyebutnya sebagai tindakan agresi yang tidak dapat dibenarkan dan menuntut adanya penghentian segera terhadap serangan-serangan semacam itu. Banyak negara Arab dan organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil di Gaza.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional, termasuk Palang Merah Internasional, segera mendesak kedua pihak untuk menghentikan kekerasan dan memberikan akses bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang terdampak. Di sisi lain, beberapa negara barat, termasuk Amerika Serikat, menyatakan dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri dari serangan roket yang diluncurkan oleh kelompok-kelompok militan Palestina.
3. Peningkatan Ketegangan di Wilayah Tepi Barat dan Yerusalem
Serangan yang terjadi di Gaza turut memicu ketegangan di wilayah lain yang dikuasai oleh Palestina, seperti Tepi Barat dan Yerusalem. Di beberapa titik, terjadi bentrokan antara pasukan Israel dengan warga Palestina yang memprotes serangan udara tersebut. Ketegangan di Yerusalem, terutama yang melibatkan tempat-tempat suci, juga semakin meningkat setelah serangan ini.
Reaksi Internasional dan Langkah-Langkah Penyelesaian
1. Desakan untuk Gencatan Senjata
Setelah serangan udara ini, berbagai negara dan organisasi internasional mendesak untuk diadakannya gencatan senjata antara Israel dan Palestina. PBB, Uni Eropa, dan sejumlah negara Arab menyerukan kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan dan melibatkan diri dalam dialog konstruktif guna mencari solusi jangka panjang atas masalah yang ada. Namun, hingga saat ini, proses perundingan antara Israel dan Palestina masih menemui jalan buntu, dengan perbedaan mendalam terkait status tanah dan isu keamanan.
2. Krisis Kemanusiaan yang Makin Memburuk
Serangan ini menambah beban kemanusiaan di Gaza yang sudah lama menghadapi kesulitan ekonomi dan blokade yang diberlakukan oleh Israel. Sebagian besar penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang serba terbatas, dengan akses terbatas terhadap air bersih, obat-obatan, dan bahan pangan. Selain itu, akses ke fasilitas medis juga terhambat akibat serangan udara yang merusak infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut.